http://cursors1.totallyfreecursors.com/thumbnails/hellokitty2.gif DOWNLOAD

Jumat, 03 Januari 2014

cerpen anak sekolah | bertahan dan melawan



Tidak ada alasan untuk menceritakan masa laluku ini. Tapi kurasa kalian perlu mengetahuinya. Sebelumnya cerpen ini adalah hasil dari tugas yang di berikan guruku. Sebenarnya, (yeah, aku tidak punya alasan! tapi aku benar-benar ingin menceritakannya.)  kenapa? Aku juga tidak mengetahuinya. Tapi ku peringatkan pada seluruh pembaca untuk tidak meniru tindakan konyolku dan teman-temanku. Jangan Tanya kenapa, Kau akan tahu jawabannya setelah membaca ini..


BERTAHAN DAN MELAWAN
Tahun ajaran baru, kelas baru, teman baru. Di sekolahku, tiap tahun kelas akan di pecah dan pembagian kelas di atur berdasarkan tingkat kecerdasan siswa. Yang genius mungkin akan menempati kelas utama, kelas A. tetapi aku tidak berada disana. Kelas F adalah tempatku. Sebenarnya orang-orang sepertiku tidak bodoh! Kami hanya mengalami kesialan dan mereka yang genius sedang mendapat keberuntungan (begitulah pendapatku).
Semakin lama, para siswa kelas utama sering meremehkan dan mengejek kami, para siswa bawah. Aku tidak peduli dengan sikap mereka yang konyol itu, tapi temanku, Sandy telah menganggap masalah itu adalah ancaman. Ia memiliki semangat jiwa yang membingungkan dan menimbulkan pertanyaan. Ia baru saja mendirikan grup untuk melawan makhluk-makhluk kelas utama. Dan semua warga kelas ku dipaksa mengikutinya (ironisnya, grup ini tidak memiliki nama).
Jam pelajaran ke tiga. Para guru sedang rapat. Siswa hanya di telantarkan dan di bebani tugas dari guru pelajaran mereka. Di satu sisi kami sengsara, tapi di sisi lain, ini merupakan kesempatan besar-besaran untuk menyerang kelas utama.
’’semuanya berkumpul !’’ perintah Sandy (beberapa jam yang lalu ia telah di angkat menjadi ketua grup) ’’ini saat yang tepat untuk menyerang kelas utama. Masih ingat apa rencana kita kemarin ? kita akan melaksanakannya sekarang. Tidak peduli apa hambatannya, kita harus maju ! jangan buat mereka berpikir bahwa kita kaum lemah, mengerti ?’’
’’tapi, walaupun guru sedang rapat, mereka tetap akan tahu kalau mendengar keributan di lantai atas. Dan itu artinya kita akan mendapat hukuman’’ ujar Rian. Dia adalah ketua kelas sekaligus tokoh yang paling menentang di adakannya acara ini.
’’ruang rapat ada di lantai bawah,bukan ? para guru tidak akan tahu kalau kita tidak terlalu berisik. Kita hanya perlu membuat formasi pertahanan dan saling melindungi. Aku akan membuat dua baris pasukan penyerang. Jika lawan sudah terkunci, aku akan memberi instruksi untuk penyerangan berikutnya. Kalian siap ?’’ tanya Sandy.
Dengan serentak dan penuh semangat, kami semua berseru (tapi tidak terlalu keras agar tidak memancing perhatian guru. “SIAP!!”
            Bisa dikatakan, dalam grup ini aku di tempatkan menjadi ahli siasat perang karena cukup baik membantu Sandy menyusun strategi. Aku tidak banyak bertindak, tapi karena aku memiliki kebolehan yang jarang memiliki orang lain, dia menghargaiku.
Pasukan pertahanan sudah di susun rapi untuk melindungi tokoh-tokoh berpengaruh seperti : ketua grup, ketua kelas, sekretaris, bendahara, badan penasehat dan ahli siasat. Dalam penyerangan kali ini kami meluncurkan dua pasukan penyerang yang masing-masing beranggotakan tujuh orang. Mereka sudah mengambil ancang-ancang untuk menyerang arah barat, posisi kelas utama berada. Naas, tanpa kami ketahui sebelumnya, kelas A sudah berkomplot dengan kelas B dan C. tidak ada yang tahu siapa penghianat yang membocorkan rencana penyerangan kami. Mereka juga membuat formasi pertahanan seperti kami.
Sandy mengeluarkan kode yang berarti peperangan telah dimulai. Ia meluncurkan Pasukan penyerang1 yang berlari kilat menembus pertahanan kelas C. mereka saling menjitak, menjambak, dan mencaci maki satu sama lain. Di akhir penyerangan tim kami kalah. Pasukan penyerang2 di kirim, mereka melakukan hal konyol yang juga sama dilakukan pasukan sebelumnya, tapi mereka berhasil menyingkirkan kelas C. kini, di depan mereka kelas B menghadang.
“gawat! Aku tidak bisa membiarkan hal ini terus berlangsung. Pasukan kita akan kalah!” kata Rian dengan panik.
“tenang saja. Mereka akan menanggung semuanya sendiri, tidak perlu di pedulikan!” aku mencoba menenangkannnya.
“tapi aku ketua murid di sini, dan semua yang terlibat dalam pertarungan bodoh ini adalah tanggungjawabku” balasnya “aku harus menghentikannya, atau paling tidak membantu tim kita. Aku akan mencari cara! Oh,ya. Aku bisa membuat pengalihan!”
            Sudah bisa di pastikan pasukan penyerang terakhir kami akan gugur. Tapi tiga detik sebelum kelas B mengumandangkan kemenangannya,Rian maju ke barisan paling depan dan berteriak lantang.
“jangan berani-berani memancing kemarahan Okto!! (okto adalah salah satu anggota penyerang pasukan2)” seru Rian “apa kalian tidak tahu bahwa dia adalah kekasih Livia salsabilla, bendahara kelas A?”
Serentak, pasukan kelas B bertanya-tanya “HHAA???”
“dan apakah kalian tidak tahu bahwa aku adalah kerabat dekat dari guru bahasa inggris?” Tanya Rian lagi. Dan semua ucapannya adalah pendustaan besar-besaran.
“HHAAAHH????”
“Dan ku dengar, pemimpin kami : Sandy, baru-baru ini jadian dengan Anindya venita lestari, kandidat calon ketua OSIS perwakilan dari kelas kalian!!” kata Rian lagi, dan untuk memperjelas, semua ini hanya tipuan!!
“HHHHAAAAAHHHHHH??????”
            Selagi semua pasukan lawan melongo dengan mulut menganga karena bingung, kami membuat gebrakan besar-besaran dengan menyerang dengan spontan. Beberapa menit kemudian, pasukan kelas B tumbang.
“kau si curang yang cerdik” aku memuji Rian
“inilah waktunya! Waktu bagi kita untuk membuktikan pada kelas utama bahwa kita tidak kalah hebat dari mereka!!” seru Sandy penuh kemenangan, ia sudah mempersiapkan senjata “bersedia.. siap.. MULAI!!!”
            Sandy, aku, dan sisa pasukan lainnya berlari kilat mendobrak pertahanan kelas utama (sebagian dari kami membawa senjata berupa sapu, gagang pel, dan ember ukuran mini hingga standar). Kami akan bertubrukan dengan lawan dan memulai aksi kami, tapi hal itu belum terlaksana karena Aliya, tim pengawas kelas F berteriak : “Bu Maya! Bu Maya datang!!”
Ada jeda sesaat, kami semua (termasuk kelas A) berpikir keras untuk mencari jalan keluar.
“Bu Maya, adalah guru sejarah yang handal. Menurut rumor yang ada, dulu dia adalah spesialis matematika, dan tanpa alasan yang jelas menjadi guru sejarah. Tingginya sekitar 165cm dengan bobot 60kg. dia terkenal karena kelembutannya dalam mengajar. Hobinya adalah memasak dan mencubit telinga. Satu hal yang perlu kalian ketahui : jangan membicarakan ikan pepes di hadapannya karena itu akan memancing emosinya” suara itu berasal dari Dicki. Ia memiliki hobi-hobi aneh seperti menganalisis dan menghafal karakter tiap orang.
“bagaimana sekarang, Sandy?” tanyaku was-was.
“tidak ada cara lain! Kita sudah melangkah sejauh ini. Sungguh bodoh jika kita mundur sekarang” kata Sandy tegas “kita akan terus maju!”
“tidak! Tidak lagi” teriak Rian yang kehabisan kesabaran “guru mendengar keributan kita. Sekarang kita tamat! Kau lihat berapa kerugian akibat pembantaian alat-alat kebersihan, gagang pel yang lepas dari pelnya, dan peristiwa kebolongan ember-ember yang malang? Kenapa kalian selalu menyusahkan bendahara kelas kita? Aku tidak tahan lagi dengan ---“
Ucapannya tidak pernah berlanjut lagi. Belasan guru memadati area pertempuran dan kekalahan tak ter-elakan. Berdasarkan pengalaman, jika permasalahan sudah menimbulkan kecaman pihak sekolah, hukuman menjadi saksi kegagalan.
TAMAT
(KARYA : FITRIA MEILIA)

cerpen anak sekolah | mimpi atau kenyataan





MIMPI ATAU KENYATAAN?

          Masa ini merupakan masa dengan penuh ketidakpastian. Semua orang mencurigai satu sama lain, terlebih saat menjelang ujian. Beberapa kelompok manusia berkomplot untuk menjatuhkan kelompok lain. Bermunculan dengan beredarnya kunci jawaban yang menyesatkan, KAMI, yaitu : Liza, Ariel, Alvin, Yudi, dan aku, Diana, akan bersatu dalam menghadapi ujian IPA terpadu. Beberapa kelompok lain juga melakukan hal yang sama.
            Pengawas masuk dengan membawa soal dan lembar jawaban. Terdengar suara nafas tersentak karena terkejut. Yeah, siapapun akan terkejut jika tanpa di duga mengetahui pak Haris menjadi pengawas ruangan. Dia adalah guru paling tidak menyenangkan di sekolah ini, dan dengan suatu keajaiban, semua murid takut padanya.
            Soal sudah di bagikan, aku harus menyelesaikan ini semua dalam waktu seratus duapuluh menit. Delapan menit pertama, tak seorangpun murid di kelas mampu mengisi satu jawaban. Prediksiku sangat jarang meleset, soal ini rumitnya bukan main!
Jika seandainya sebuah slinki di getarkan selama tujuh sekon dan menghasilkan tiga rapatan dan tiga renggangan, periode gelombang pada slinki itu harus dijawab dengan jawaban menggelikan seperti : “25N/m2” atau “0,12 joule”. Jawaban macam apa itu??
            Temanku, Alvin, yang duduk di meja sebelahku berbisik : “Diana.. tiga belas!”
Aku memberi isyarat dengan jariku “A”. dan Alvin langsung menghitamkan jawaban A. sungguh mengherankan jika ada murid menengah pertama yang tidak tahu siapa penemu telepon. Di sini, pilihan gandanya adalah : A.thomas alva Edison  B.rudolph virchow  C.alexander grahambell   D.einstein.
Tujuanku memberi “A” untuk inisial nama (Alexander), bukan pilihannya (a.Thomas). Dan itu membuatku mengerti betapa mengesankannya ilmu pengetahuan.
            Duapuluh menit lagi waktu habis! Dan aku baru mengerjakan 10 soal dari 40 soal yang ada, itupun berkat bantuan teman-temanku. Liza sudah menggigit jarinya karena gugup. Ariel sedang menduga-duga jawaban dengan mengundinya. Alvin masih bersusah payah mengintip buku di kolong mejanya. Sedangkan Yudi justru tertidur di kelas. Jika diawasi pak Haris, kemungkinan menyonteknya lebih kecil 50% dibandingkan dengan pengawasan guru-guru lain. Tatapan matanya bagaikan sepasang bandul yang bergerak searah kanan-kiri tanpa henti. Belum lagi wajahnya yang membuat siapapun menunduk ketika melihatnya.
            Aku tahu memang kebodohan merupakan hal umum di lingkungan ini,dan aku termasuk di dalamnya (sebenarnya istilah bodoh dalam kisah ini lebih cocok disamakan dengan ‘malas’ atau kelabilan kinerja otak). Tapi, walau aku dapat di kategorikan pemalas, aku juga ingin mendapat lebih dari sekedar nilai pas-pasan.
“sepuluh menit lagi” seru pak Haris, yang membuat gema di penjuru ruangan. Suasana kian memanas, semua orang terlihat resah!
            Aku melihat bola kertas kecil melayang di udara dan mendarat di mejaku. Siapapun yang melemparnya, pasti orang itu salah perhitungan dalam membidik target, dan itu satu keuntungan besar bagiku. Aku membuka kertas itu, dan di dalamnya tertulis kalimat menyebalkan yang ditulis dengan huruf kapital : “MAU PINTAR? MAKANYA BELAJAR!. Tanpa banyak berpikirpun aku tahu kalau benda ini di lempar oleh musuh terbesarku, Adrian. Siswa tercerdik di kelas ini yang duduk di bangku paling depan. Aku sudah melihat adegan seperti ini di iklan, dan aku tidak mau dibodohi lagi!
            Ternyata sejak tadi pak Haris memperhatikanku membaca sobekan kertas itu. Hal ini menimbulan banyak kecurigaan baginya. Ia mulai mendekatiku dengan memasang ekspresi yang tak ingin di lihat oleh siapapun. Gawat! Hal yang biasa ia lakukan di saat seperti ini adalah : menyobek lembar jawaban dan memberi perintah keluar untuk membersihkan toilet!  Aku tidak mungkin membiarkan harga diriku jatuh di sini.. sekolah ini.. tempat paling menyiksa bagiku dan anggota-anggota grupku.
BAIKLAH! Selagi guru itu melangkah, aku mencoba memikirkan jalan keluar dari masalah ini. Tidak mungkin aku menunjuk Adrian dan mengatakan “dia yang melemparkan kertas itu padaku!” guru seperti pak haris tidak mungkin mau menerima penjelasan seperti itu. Dan,, lalu apa?? SIAL! Aku kehabisan waktu.. pak Haris sudah sampai di mejaku, dan diaa---
            Suara alarm memaksaku membuka mata dan terbangun. Aku melihat ke sekeliling. Ini kamarku! Jam sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi. Aku segera turun dari tempat tidur dan menjalankan rutinitasku. Sekolah.
Setelah selesai sarapan, aku berpamitan pada ibu. Ibu tersenyum dan berkata :“dia sudah menunggu sejak tadi di depan” ujar ibu.
Dia siapa?? Aku bertanya dalam hati. Aku membuka pintu menuju keluar. Ada Adrian yang sedang duduk di jok sepedanya diluar pekarangan rumah. Dia melambaikan tangan sambil tersenyum.
Senyum konyol macam apa itu?? Tanyaku dalam hati.
Aku melangkah mendekatinya. “kenapa kamu disini?” tanyaku heran.
“memang biasanya begini,kan?” dia balik bertanya tanpa menghilangkan senyumannya “ayo naik! Kalau kita terlambat, pak Haris bakal menghukum kita. Ingat? Ada ujian IPA hari ini.”
            Tanpa bicara apa-apa, aku naik dan duduk di jok belakang sepedanya dan berpegangan di pinggangnya. Adrian mengayuh sepeda dengan tenang menyusuri jalanan.
Sulit di percaya. Terkadang kau akan mengalami kesulitan dalam membedakan antara mimpi dan kenyataan. Kisah ini adalah bukti bahwa kesulitan itu benar adanya..
Dalam mimpi, aku dan Adrian bermusuhan. tetapi …
Dalam kehidupan nyata, kita bersahabat J
Aku ingin tahu seperti apa reaksi Adrian saat aku menceritakan mimpi konyolku itu.
TAMAT
(KARYA : FITRIA MEILIA)