Namaku
(disensor). Aku ingin bercerita, tapi ini bukan pengalamanku. Aku akan
menceritakannya seolah-olah itu terjadi pada diriku.
Pagi itu aku
diingatkan bahwa jam pelajaran ketiga nanti ulangan. Aku lupa dan belum
belajar. Jadi, selagi sempat, aku menyiapkan contekan dikertas selembar, lalu
menyembunyikannya di kolong meja.
Singkat
cerita, soal ulangan dibagikan. Aku tidak bisa mengisi apa-apa. Guru yang
mengawasku nyaris tua, tapi tingkat kecuekannya cukup diatas rata-rata.
Berpotensi dalam hal menjentikkan pemantik, unggul di bidang menghisap rokok.
Jawara menyebarkan asap di ruangan.
Diam-diam
aku mengintip contekanku, dan guru didepan bersuara, “kamu. Ya, kamu. Apa itu
ditangan kamu?”
“bungkus gorengan, pak. Mau saya jadikan kotretan” saya
menjawab, walaupun hari ini sebenarnya ulangan sejarah dan tidak ada yang perlu
dihitung.
Guru itu terdiam curiga (yang pasti bukan curiga tentang
masalah kotretan), tak lama kemudian menghisap lagi rokoknya, dan
menghembuskannya.
Hari ini, banyak teman-temanku yang tidak fokus mengerjakan
soal. Beberapa terbatuk-batuk dan sebagian menutup hidung.
Aku mengintip
contekan lagi. Aku mengepalkan kertas itu menjadi bulat untuk memperkuat
anggapan bahwa itu benar-benar bungkus gorengan.
Ketika fokus mengintip, seorang teman dibelakangku tiba-tiba
batuk dan membuatku kaget. Gumpalan itupun tak sengaja jatuh tepat dibawah
mejaku. Aku merangkak ke bawah untuk mengambilnya. Naas, dibawah terlalu banyak
debu sehingga aku bersin dan terbatuk-batuk.
“itu, kamu. Ngapain kamu dibawah situ?” tanya guru itu ketika
melihatku dibawah meja.
Merasa terancam, aku berdiri dengan akting lemas, lalu
memasang tampang selemah mungkin dan berkata, “keracunan asap, pak”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar